Menurut situs web tentang hukum berikut, ketitir adalah salah satu sebutan untuk bekas tanah adat:

https://www.hukumonline.com/klinik/a/cara-penyertifikatan-ta...
Tanah “Bekas Hak Milik Adat” yang menurut istilah populernya adalah Tanah Girik, berasal dari tanah adat atau tanah-tanah lain yang belum dikonversi menjadi salah satu tanah dengan hak tertentu (Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atau Hak Guna Usaha) dan belum didaftarkan atau disertifikatkan pada Kantor Pertanahan setempat. Sebutannya bisa bermacam-macam: girik, petok, rincik, ketitir...

Oleh karena itu, sebaiknya terjemahannya menjadi:

Ex-Communal Land (in various forms of proof: Petok* D, Letter C, Girik, Ketitir*)

*Ejaan yang lebih lazim (masing-masing 96,8 k dan 86,5 telusuran Google).

Cara ini menghindarkan kerepotan penerjemahan yang panjang, sebab:

1-Petok D = surat keterangan terbitan kepala desa atau camat, https://www.rumah.com/panduan-properti/surat-tanah-petok-d-5... )

2-Letter C = tanda bukti berupa catatan yang berada di Kantor Desa/Kelurahan (http://pagertoyo.desa.id/kegiatandetail/6703/kekuatan-hukum-... )

3-Girik = surat kuasa atas lahan termasuk penguasaan tanah secara turun-temurun maupun secara adat (https://www.rumah.com/panduan-properti/tertarik-membeli-tana... )

4-Ketitir =bukti tanda [pembayaran] pajak tanah (http://notarismichael.com/ppat/peran-ppt-terhadap-tanah-giri... )

Contoh penggunaan:
https://books.google.co.id/books?id=v3FdEAAAQBAJ&pg=PA59&lpg...
...to realize in fact causes conflict in almost all districts in Bali against the claim of wnership of ex-communal land.